inimedan. com-Taput.
Kejadian langka terjadi di Tarutung, Taput, Senin( 31/7). Acara Lomba Literasi yang diprogramkan Kemendikbud dan diselenggarakan Yayasan Bisukma Bangun Bangsa,batal terlaksana karena peserta tidak satu orang pun hadir dari 20 sekolah sasaran yang telah diplot mengikuti acara penting itu. Pada hal 16 SMP sudah terdaftar menyatakan kesiapan ikut lomba.
Tampak yang hadir hingga pukul 11.00 hanya panitia lomba, ketua BISUKMA Dr Erikson Sianipar, tiga orang juri, dan beberapa wartawan, Martua Lumban Gaol Sekdisdiknas Taput mewakili Kadisdiknas.Pada hal panitia telah mengemas acara itu sedemikian rupa, mempersiapkan segala sesuatunya di Gedung Nasional. Semuanya itu jadi sia-sia.
Suasana pun tampak lengang, dan wajah panitia dan juri kelihatan muram.Bahkan Liaviola Pasaribu salah satu staf inti BISUKMA menangis saat menyampaikan tanggapannya, karena dia salah satu yang paling sibuk mengurus persiapan lomba. Panitia dan juri juga kelihatan sedih, mungkin merasa terpukul dengan kejadian di luar dugaan itu.
KECEWA
Erikson Sianipar dalam keterangannya kepada wartawan, menyatakan kekecewaan mendalam atas peristiwa yang tak disangka itu. “Bisukma sudah mengkordinasikan dengan rapi, kelengkapan administrasi dan persiapan materi lomba yang telah disampaikan jauh hari sebelum hari pelaksanaan, selain telah dikonfirmasi kepada pihak terkait, ” papar Erikson di tengah kekecewaannya. Ia mengungkapkan kejanggalan dengan adanya informasi, bahwa para kepala sekolah dihimbau melarang siswanya menghadiri acara tersebut. Namun siapa yang memberi perintah/ arahan tersebut masih menjadi teka-teki yang perlu ditelusuri.
“Kami juga sudah menghubungi pak bupati sekaligus undangan, namun beliau mengatakan tak bisa hadir karena ada kegiatan penting di luar daerah, ” tambah Erikson. Sementara Sekdiknas Martua Lumban Gaol mengatakan baru pagi itu mengetahui kegiatan karena sebelumnya tidak ada laporan resmi terkait kegiatan tersebut. Saya yang mewakili karena Kadiknas kebetulan ada kegiatan lain, ujar Martua .
Yayasan Bisukma Bangun Bangsa merupakan organisasi masyarakat yang menjalankan Program Organisasi Penggerak ( POP), sekaligus partner Kemendikbudristek, mengadakan lomba literasi pada jenjang SMP di Tapanuli Utara. Program tersebut adalah bagian dari perjalanan Yayasan Bisukma tiga tahun terakhir dalam menguatkan karakter para siswa. Ada beberapa jenis literasi yang diperlombakan, yakni lomba bercerita, menciptakan puisi, dengan ragam tema seperti lingkungan hidup, demokrasi, pelestarian budaya, stop bullying, dan dampak teknologi digital.
Siang itu beberapa orangtua murid peserta lomba mendatangi Gedung Nasional dengan rasa bangga ingin menyaksikan putra/putrinya mempertontonkan kemampuannya berliterasi. Tetapi mereka heran melihat suasana dalam gedung sepi. Hanya beberapa orang ada di sana, dan tidak ada kegiatan apa pun.
JADWAL TIDAK PAS
Kadisdiknas Taput Bontor Hutasoit yang dikonfirmasi media ini di kantornya Selasa (1/8), membantah ketidakhadiran siswa karena ada arahan dari pihaknya. ” Kami bahkan mendukung setiap kegiatan yang bentuknya kepedulian terhadap pendidikan di daerah ini, ” katanya meluruskan. Masalahnya menyangkut momen yang tidak pas dikordinasikan, karena hari kemarin padat kegiatan, termasuk di sekolah terkait pelaksanaan assesment secara nasional selain MKKS di Pagaran. Seharusnya pihak Bisukma meniti hari yang tepat jangan berbenturan dengan kegiatan yang sudah terplot di sekolah.
Ditanya apa masih mungkin jika lomba literasi itu dijadual ulang, Bontor Hutasoit menyebut hal itu bisa saja dengan catatan harus benar-benar terkordinasi terutama menyangkut hari atau momen yang tepat. Saya kira tidak baik jika hal itu ditafsirkan secara negatif, tetapi mari kita kaji ulang faktor-faktor teknis secara positif menghindari praduga yang salah, pungkasnya. *le#