Taput-Infokota.co | Anomali Cuaca di Tarutung. Curah hujan yang cukup tinggi di tiga kecamatan di kawasan Silindung, dalam beberapa bulan terakhir berpotensi bahaya banjir dan tanah longsor. Beberapa waktu lalu terjadi longsor perbukitan sekitar jalan Tarutung – Sibolga, mengakibatkan rumah rusak dan jalan raya macet total. Hampir tiap sore hujan mengguyur, sehingga ada yang menyebut Tarutung kini sudah menjadi ‘ kota hujan’ seperti Bogor di Jawa Barat.
BOCAH BALITA
Anomali Cuaca di Tarutung. Selain hujan yang membuat sebagian ruas jalan di kota Tarutung kebanjiran, kabar terbaru Kamis ( 09/05/2024), telah terjadi tanah longsor di kawasan Desa Lumban Jurjur / Aek Siansimun Tarutung. Sebuah rumah permanen milik Ronel Lumbantobing tertimpa longsoran tanah, berakibat pula seorang bocah balita bernama Teo Lumbantobing ( 4 tahun) tewas akibat timbunan longsoran tanah.
Menurut informasi akurat dari Kantor Kecamatan Tarutung, selain di Lumban Jurjur, longsor juga terjadi di Sihobuk Kelurahan Hutatoruan V yang mengakibatkan jalan lintas terganggu dan harus mendatangkan bantuan aparat dan pemerintah setempat membantu membersihkan untuk menormalisir arus lalu lintas Tarutung – Sibolga.
Camat Tarutung Renhard Lumbantobing menyatakan keprihatinan atas musibah yang menewaskan anak balita di Lumban Jurjur. Masyarakat sekitar daerah rawan longsor dihimbau selalu waspada dalam kondisi cuaca ekstrem saat ini. ” Situasi saat ini sudah bisa dikatakan anomali cuaca yang harus diwaspadai, ” ujar seorang warga kepada media ini, Jumat ( 10/05/2024).
Sekedar diketahui, pada tahun 1981, telah terjadi musibah tanah longsor di kawasan Sihobuk jalan Tarutung- Sibolga, mengakibatkan lebih 50 orang warga setempat tewas tragis tertimbun tanah. Gubernur Sumut kala itu EWP Tambunan yang turun ke lokasi, menghimbau penduduk Sihobuk waspada untuk bermukim sekitar lokasi longsor. Untuk itu pula pemerintah menggagas pembangunan perumahan di daerah Silangkitang Kecamatan Sipoholon. *le#