Taput-Infokota. | Semangat massa menyuarakan anti TPL ( Toba Pulp Lestari) makin bergelora, pasca Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan ikut bersuara lantang mengumandangkan tuntutan menutup TPL selamanya.
Tetapi di lain pihak, massa yang anti TPL menyebut argumen perihal lingkungan hidup yang sudah porak poranda akibat ulah TPL yang melakukan perambahan hutan semena-mena di sana-sini. Akibatnya kerap terjadi konflik horisontal di beberapa titik area konsesi. Perlawanan rakyat masyarakat adat berpapasan dengan tindakan menjurus kekerasan dari pihak TPL, sebagaimana terekam dalam vidio-vidio yang ditayangkan di medsos.
Gerakan yang menyuarakan TUTUP TPL, tampaknya akan terus berlangsung masif, dan mungkin lebih kencang. Aksi unjuk rasa terbaru seperti terjadi di Toba,Senin (26/5/2025).
Seratusan lebih massa yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat – Buruh Bersatu melakukan aksi demo di Kantor DPRD Toba. Mereka menyuarakan keluhan mereka terkait kehadiran AMAN Tano Batak di kawasan Danau Toba. Aksi ini berlanjut setelah mereka sambangi Kantor KPH Wilayah IV Balige. Aksi yang bertendens sama juga terjadi di Tarutung Selasa [27/5).
Ratusan massa atas nama Gerakan Rakyat Tutup TPL tampak berbaris dari Terminal Tarutung Menuju Kantor DPRD Taput. Mereka membawa poster-poster yang pada intinya menyuarakan aspirasi keprihatinan atas kehadiran TPL yang telah membawa kerugian bagi daerah dan masyarakat Tapanuli Utara. Aksi demo menarik perhatian masyarakat ketika beberapa orang di antaranya membawakan narasi secara teatrikal, dengan puisi puisi bertema keprihatinan. Aksi Gerak itu berlangsung damai, sementara aparat kepolisian dan Satpol PP tetap bersiaga menjalankan tugas pengamanan. * le#
